Membingkai Serpihan Hati 63 (Tagur 365, H-205) (Menulis H-877)
Cerbung….
Sepanjang perjalanan, pak Rudi banyak terdiam. Sesekali beliau melempar pandangannya ke luar mobil. Bahkan, terkadang tatapan netra beliau kosong.
Rona kekhawatiran menyelinap dalam benak Santi. Berulang, dia memanggil papanya dan mengajaknya ngobrol. Memang sejak setroke menderanya, beliau nampak sedih sekali.
“Pa… Papa harus yakin akan kembali pulih seperti sedia kala,” kata Santi menguatkan.
“Papa gak apa-apa, Sayang… Cuman sedikit shock saja. Biasanya ke mana-mana papa bisa sendiri. Tapi sekarang, papa harus didampingi. Itu yang membuat papa bersedih,” ungkapnya dengan suara parau karena menahan rasa sedih yang mendera batinnya.
“Sudahlah, papa harus sabar dan ikhlas menerima ujian ini. Allah SWT pasti akan menguji hamba yang disayangi-Nya. Percayalah, Pa,” urai Santi tak henti memberikan support.
“Benar sekali, Sayang…,” ucapnya diiringi gurat kepasrahan.
Sesampai di rumah, pak Rudi langsung diantar Santi rehat di kamar beliau. Di rumah beliau juga ada seorang suster yang selalu merawat, memantau, dan menjaga beliau setiap saat. Semua aktifitas dan menu makan sehari-hari tak lepas dari pantauan petugas kesehatan.
Malam menjelang hari pernikahan, pak Rudi nampak gelisah. Berulang, beliau mendekap foto mendiang mamanya Santi. Memang, sebenarnya di hati kecil beliau belum rela posisi istrinya tergantikan oleh siapa pun, termasuk aku. Namun, demi memenuhi permintaan putri semata wayangnya beliau menerimanya. Apalagi, mengingat kondisi beliau saat ini tidak seperti dulu lagi.
Sesekali Santi menengok papanya yang tak kunjung tidur. Setiap kali Santi menengoknya, beliau selalu dalam kondisi masih terdudu sambil membaca majalah atau yang lain. Tanpa disadari, malam pun kian menggelayut. Akhirnya, Santi memohon kepada papanya agar segera rehat. Lalu, dia membantu suster menata tempat tidur papanya.
Usai menemani papanya rehat sejenak, kemudian Santi mengecek baju pengantin beliau dan semua kelengkapannya. Sementara untuk hantaran sudah disiapkan oleh keluarga besarnya di bawah pantauan neneknya langsung.
Sementara di rumahku, semakin malam semakin heboh untuk menghias kursi pelaminan dengan berbagai lampu hias dan juga pernak pernik yang lain. Tak ketinggalan kamarku. Di pojok tempat tidurku dihias sedemikian rupa untuk persiapan malam pengantinku. Kamarku disulap bak kamar sang permaisuri. Bunga-bunga melati dan mawar yang beraneka warna bertebaran memenuhi kamarku. Berulang, pandanganku mengedar hingga ke sudut-sudut kamarku. Dan seisi kamarku seakan bersorai merasakan kebahagiaan yang sedang menyelimuti hatiku malam itu.
Di tengah malam yang kian menggelayut, tetiba bayangan bapak seakan hadir sambil tersenyum-senyum ke arahku. Tanpa terasa, buliran bening menggenang hingga menutupi pandanganku. Dan tak lama kemudian, air mataku pun jatuh menderas membasahi pipiku. Sambil terisak menahan tangis, bibirku tak henti mengucap syukur.
“Alhamdulillah, ya Allah… Engkau memang Maha Adil. Aku anak orang yang kurang berkecukupan, tapi Engkau anugerahkan jodoh orang yang memiliki segalanya,” gumamku dengan bibir menggetar.
Lenaku juga tak henti menerawang. Dalam benakku juga mengata bahwa esok malam aku telah bersama dengan laki-laki dalam kamarku. Tetiba rasa takut menjulur dalam tubuhku. Namun, apa dayaku. Aku merasa tidak sanggup mengelaknya. Hingga jarum jam mengarah ke angka 00.00 mataku masih membelalak tak mampu kupejamkan.
Bersambung….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mtr swun persetujuannya, Admin. Semoga sehat selalu. Barakallah...
Keren ceritanya.
Mtr swun sangat supportnya selama ini, Bundsaykuu... Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...